Diet standar 8


MAKANAN NABATI: TUMBUHAN MEMBALAS PREDATORNYA – LECTINS
dari FIC Mina Surya Halim
#IILCC2019
*Bahasan ke-8
Apakah Lectins itu Gluten jenis baru?
Pertanyaan yang umum terlintas, karena ketika membahas tentang protein pada makanan tinggi karbohidrat biasanya orang fokus kepada masalah Gluten.
Maklum pamor si Gluten lebih terkenal... he he he
✍️
Gluten adalah protein yang terdapat dalam keluarga gandum seperti semolina, spelt, kamut, rye dan barley.
Si Gluten ini ditengarai memicu banyak penyakit2 umum walaupun prosentase orang yang benar2 sensitif Gluten ini dilaporkan kecil.
Dalam sebuah artikel oleh Amy Myers, MD di www.huffpost.com digambarkan apa yang terjadi di dalam usus ketika kita makan Gluten:
- Makanan ber-gluten sampai di usus
- Dinding usus melepaskan enzim tTG (tissue TransGlutaminase), untuk memecahkan si Gluten menjadi protein penyusunnya yaitu Gliadin dan Glutenin
- Protein2 Gliadin dan Glutenin ini kemudian mencari jalan masuk penyerapan di dinding2 usus
- Bagi yang tidak punya masalah dengan Gluten, protein2 tersebut akan diserap.
- Bagi yang sensitif Gluten, sistem imunitas di dalam usus yaitu GALT (Gut-Associated Lymphoid Tissue) menganggap mereka sebagai zat yang berpotensi membahayakan. GALT akan mengidentifikasikan Gliadin sebagai zat berbahaya dan GALT akan mengeluarkan antibody untuk menyerangnya.
- Saat antibody menyerang Gliadin, enzim tTG juga ikut terserang. Sedangkan enzim tTG selain bertugas memecah Gluten juga bertugas menahan microvilli di permukaan dinding usus.
Microvilli itu seumpama seperti bulu2 di permukaan handuk, bayangkan menyerap air segalon dengan handuk yang pasti jauh lebih efektif daripada dengan tisu yang gundul tidak memliki bulu2.
- Karena tTG kena efek diserang oleh antibody yang menyerang Gliadin, maka dibentuklah antibody lain untuk merespon serangan terhadap tTG. Bayangkan seperti terjadi peperangan antara 2 pasukan antibody beda peleton di arena peperangan permukaan usus dengan jutaan microvilli gara2 dipicu oleh Gliadin. Tentu saja terjadi kerusakan pada microvilli berupa penyusutan dan pengikisan.
- Akibatnya, kemampuan penyerapan nutrisi menurun (karena banyak microvilli yang rusak dan terkikis) dan dinding usus bocor (karena tTG yang menahan microvilli di permukaan dinding usus juga rusak).
✍️
Lectins adalah juga protein yang alami terdapat di tumbuhan keluarga polong2an, padi2an, gandum dan tumbuhan lain seperti tomat dan kentang.
Steven Gundry, MD, seorang ahli jantung dan ahli bedah jantung di Southern California dan penulis The Plant Paradox menggambarkan Lectins sebagai protein yang lengket.
Tulisan di www.exerciseinc.com oleh Allison menuliskan Lectins si sepupu Gluten, dan menggambarkan Lectins dan Phytates sebagai partner dalam kejahatannya si Gluten.
+
Alam (Tuhan) menciptakan Lectins untuk membantu bakteri mengikat si nitrogen yang fitrahnya di atmosfir kepada akar tumbuhan. Dengan begitu, tumbuhan bisa bertumbuh dan ketika mati tetap berguna sebagai pupuk.
Lectins berikatan dengan karbohidrat, khususnya gula, kemudian selanjutnya mengakibatkan leaky gut, memicu reaksi sistem imunitas dan penggumpalan darah.
Karena kemampuannya menggumpalkan darah tersebut, Lectins juga dikenal sebagai hemagglutins, hemagglutinis dan phytohemagglutins.
+
Lectins mengikatkan dirinya di villi (bulu2 di permukaan dinding usus) dan sel2 crypt (yang berada di antara villi2) di usus halus.
Lectin yang menempel tersebut dapat mengakibatkan:
- kematian sel,
- villi memendek,
- berkurangnya kemampuan mencerna dan menyerap,
- proliferasi sel2 crypt
- gangguan terhadap hormon dan faktor2 pertumbuhan
- pergeseran populasi mikrobiota ke arah yang tidak menguntungkan, dengan pertumbuhan yang berlebihan dari bakteri e.coli, streptococcus dan lactobacillus.
Kerusakan gara2 Lectins tidak terbatas di usus saja.
Ketika tubuh berusaha habis2an at any cost memperbaiki kembali struktur jaringan villi dan crypt di usus halus, protein akan tersedot untuk keperluan itu. Akibatnya protein yang seharusnya digunakan untuk tumbuh kembang normal dan perbaikan di tempat lain semuanya dialihkan demi untuk memperbaiki jalur usus.
Lectins yang tidak tertaklukkan juga masuk melalui celah leaky gut ke dalam peredaran darah, sehingga memicu reaksi alergi dan mengganggu sistem imunitas.
+
Mengatasi Lectins
Lectins seharusnya tidak menjadi masalah dalam nutrisi manusia.
Enzim yang ada dalam makanan yang difermentasi bisa menangani hampir semua Lectins, walaupun tidak menihilkan.
Demikian juga dengan proses pemanasan dan pemasakan.
Lectins yang tidak bisa ditaklukkan dalam proses fermentasi, pemanasan dan pemasakan ini sayangnya juga tidak dapat ditaklukkan di dalam pencernaan manusia oleh enzim2 yang ada di usus.
Gambarannya, paling sedikit 60% dari Lectins yang susah ditaklukkan tersebut tetap aktif secara biologis dan merangsang sistem imunitas.
Masalah terbesar terkait Lectins adalah ketika orang makan dengan pola diet yang sangat kurang variasinya dan terfokus pada satu jenis makanan yang tinggi kandungan Lectins nya sehingga mengakibatkan akumulasi Lectins dalam tubuh.
Misal dalam kasus bayi yang diberikan asupan susu formula kedelai dan vegan dimana mereka banyak makan daging palsu vegetarian dan pengganti produk dairy berbahan kedelai
Dengan kata lain, konsumsi bahan pangan yang mengandung Lectins tidak membahayakan asalkan dalam jumlah sedikit, tidak sering dan diolah dulu dengan fermentasi, pemanasan dan pemasakan.
Berlanjut...
Selamat belajar...!
Salam sehat yang hakiki!
*Cekidot Youtube tulisan Dr. Kaayla Daniels di LoCarb Hubs

Comments

Popular posts from this blog

Virgin Coconut Oil

Ndika Mahrendra ( Diet Director di dietmentoring.com )