Diet standar 5


MAKANAN NABATI: FAKTA MENCENGANGKAN –
TUMBUHAN MEMBALAS PREDATORNYA
#IILCC2019
*Bahasan ke-5
Keterbatasan waktu lah yang membuat Georgia Ede, MD ‘hanya’ menyelipkan 2 slide mengenai toksin dan zat anti-nutrisi dari makanan nabati di presentasi LOW CARBS VS STANDARD GUIDELINES di acara IILCC2019 tanggal 6 April 2019 di Jakarta kemarin.
Hiks…
Karenanya dengan ‘senang hati’ kita berkelana mencari tambahan informasi mengenai toksin dan zat anti-nutrisi yang terkandung dalam makanan nabati.
🧐
Dan beruntung menjumpai tulisan Dr. Kaayla Daniel, seorang dokter dengan PhD di bidang Ilmu Nutrisi dan Anti-Aging, yang dijuluki dan menjuluki dirinya sendiri (dengan copyright pula) sebagai The Naughty Nutritionist®. Pemilihan nama tersebut semata ingin menggambarkan karakter penyampaiannya yang mengungkapkan kebenaran yang sulit diterima.
😘
Dan sungguh suatu kebetulan yang klop bak bunga dan lebah bahwa Dr. Daniel ini pernah menjadi Vice President di Yayasan Weston A. Price, juga meraih beberapa penghargaan dari berbagai institusi termasuk dari Yayasan Weston A. Price sendiri.
Yayasan Weston A. Price sendiri adalah yayasan yang didirikan untuk mengenang kontribusi Dr. Weston A. Price dalam penelitian yang panjang mengenai nutrisi. Almarhum Dokter Price sendiri adalah dokter gigi, yang kemudian dijuluki “Isaac Newton”nya bidang Nutrisi…
👏
*ilmu itu universal, penerima hidayahnya tidak harus dengan latar belakang keilmuan tertentu
Sekarang kembali ke fakta mencengangkan dari makanan nabati, khususnya tentang toksin dan zat anti-nutrisi.
+
Dalam tulisannya berjudul “Plants Bite Back (Tumbuhan Balas Menggigit)”, Dr. Daniel menyatakan bahwa alam (Tuhan) menganugerahkan zat2 anti-nutrisi dan racun di dalam biji2an dari keluarga padi2an, kacang2an, benih2an dan polong2an dengan macam2 maksud dan alasan.
Phytates, misalnya, mencegah biji2an menjadi tunas sebelum waktunya (premature).
Protease Inhibitors, Saponins, Lectins dan Phytoestrogens mencelakai serangga, hewan dan predator lain supaya mereka tidak makan terlalu banyak biji2an tersebut.
Ini klop dengan penjelasan Dr. Ede di IILCC2019 dimana beliau menceritakan bahwa padi2an, polong2an, kacang2an dan benih2an semuanya mengandung embrio tumbuhan, yang adalah generasi penerus si tumbuhan. Jadi sangatlah wajar apabila mereka adalah bagian yang dijaga secara maksimal oleh si tumbuhan.
Jika teori evolusi benar, maka tumbuhan yang terluka akan menghasilkan lebih banyak inhibitor dan zat anti-nutrisi untuk menyelamatkan spesies tumbuhan tersebut. Idenya adalah menyasar si predator tumbuhan, termasuk manusia pemakan tumbuhan, untuk melambatkan pertumbuhan si predator dan menurunkan kemampuan reproduksi si predator…
Haaa, jangan meremehkan pembalasan dari si tumbuhan!
Maka, tupai yang cerdik mengubur dulu kacangnya di dalam tanah, lalu menggali ulang dan memakannya setelah sekian bulan kemudian.
Demikian pula dengan manusia, ada adat budaya tradisional di berbagai penjuru dunia yang memproses padi2an, kacang2an, benih2an dan polong2an melalui proses yang mirip dengan proses pra-pencernaan, sebelum memasak dan memakan biji2an tersebut.
Bersambung…
Selamat belajar...!
Salam sehat yang hakiki!
Cekidot LoCarb Hubs untuk:
*Transkrip Presentasi Lengkap Dokter Ede
*Youtube Transkrip Dokter Daniel

Comments

Popular posts from this blog

Virgin Coconut Oil

Ndika Mahrendra ( Diet Director di dietmentoring.com )